Sejarah

2020

Penetapan Hari Kesehatan TNI Angkatan udara

Berdasarkan Keputusan Kepala Staf Angkatan udara Nomor Kep/103/IV/2020 tentang Hari Kesehatan TNI Angkatan udara maka diputuskan Hari Kesehatan TNI Angkatan Udara di peringati setiap tanggal 30 maret

1997

Perubahan menjadi Diskes

Tahun 1997, berdasarkan Surat Keputusan Kasau Nomor Kep/20/III/1997 berubah kembali menjadi Dinas Kesehatan hingga saat ini.

1985

Perubahan kembali menjadi Direktorat Kesehatan

Tahun 1985, berubah kembali menjadi Direktorat Kesehatan dengan keluarnya Surat Keputusan Kasau Nomor Kep/20/III/1985 tanggal 11 Maret 1985 yang membawahi: Subdit Kesbangan, Subdit Kesum, Subdit Binjas dan Subdit Dukes.

1973

Penyempurnaan Puskes

Kemudian pada tahun 1973 disempurnakan lagi sesuai dengan Keputusan Kasau Nomor Kep/18/111/1973 dengan membawahi: Asrenbang, Asops, Aspers dan Aslog.

1970

perubahan Ditjenkes menjadi Puskes

Pada tahun 1970, keluar Keputusan Kasau No. 57/1970 tentang perubahan Ditjenkes menjadi Puskes (Pusat Kesehatan), membawahi: Asrenbang (Asisten Perencanaan dan pengembangan), Askesrat (Asisten kesehatan Kuratif), Askesprev (Asisten Kesehatan Preventif), Asbin (Asisten Pembinaan).

1965

Dirjenkes

Pada 1 April 1965 berdasarkan Keputusan Men/Pangau No. 57/1965, Direktorat Kesehatan Personel berubah menjadi Direktorat Kesehatan (Dirhat) yang berada di bawah DEMIN yang membawahi 3 asisten, yaitu: AD HAP (Asisten Direktur Kesehatan Penerbang), AD HUM (Asisten Direktur Kesehatan Umum), AD PEH (Asisten Direktur Perlengkapan Kesehatan). Satu tahun kemudian, keluar lagi Keputusan Men/Pangau No. 45/1966 dan No. 116/1966 tanggal 14 November 1966 tentang perubahan Direktorat Kesehatan (Dirhat) menjadi Direktorat Jenderal Kesehatan (Ditjenkes) yang dikepalai oleh seorang Dirjenkes dan membawahi: ROKESUM (Biro Kesehatan Umum), ROKESCHUS (Biro Kesehatan Chusus), ROBINKES (Biro Pembinaan Kesehatan), ROBANGKES (Biro Pengembangan Kesehatan). Pada era inilah terbentuk kesehatan KOWILU (Satkes 010 s.d. Satkes 070) yang diperbantukan ke Kowilu/Para Dansatkes membawahi Gugus Kesehatan Lanuma (Misalnya Guskes O11 dsb).

Dirjenkes pertama adalah Komodor Muda Udara dr. Suyoso Sumodimedjo dan Wadirjenkes adalah dr. Soenaryo. Disaat inilah untuk pertama kalinya ada badge kesehatan AURI dengan motto “Carotama Amarta”. Pada era ini juga digelar berbagai operasi pembinaan kesehatan personel bersandi Operasi Temulawak, Operasi Beras Kencur dan Operasi Cabe Lempuyang. Operasi ini dinilai sukses dan kemudian menjadi cikal bakal pemeriksaan kesehatan pejabat pemerintah yang dikelola Depkes dan Puskes TNI sampai saat ini. ‘ Kemudian pada tahun 1970, sesuai Keputusan Kasau No. 38/1970 struktur organisasi Ditjenkes disempurnakan dengan membawahi: Ass. Tjanbang, Ass. Kesrat, Ass. Kesprev,dan Ass. Bin.

1951

Djawatan Kesehatan Angkatan Udara berubah menjadi Dinas Kesehatan TNI Angkatan Udara

Karena tugas pemeliharaan kesehatan penerbang dianggap sangat penting, maka pengetahuan mengenai kesehatan penerbangan mulai dikembangkan, dan empat personel kesehatan mengikuti pendidikan tentang kesehatan penerbangan dari dokter-dokter Belanda. Mereka adalah : Komodor Muda Udara dr. Suhadi Hardjolukito, Mayor Udara dr. Saryanto, Kapten Udara dr. Matulessya dan LU I dr. Salamoen. Pada tanggal 1 Marat 1951, mereka dinyatakan lulus. Keempat dokter penerbangan tersebut kemudian diangkat oleh KSAU sebagai dokter penerbangan pertama di lingkungan kesehatan Angkatan Udara pada tahun 1952.

Berdasarkan Keputusan KSAU No. 81/38/Pen/KS/1951 struktur organisasi Djawatan Kesehatan Angkatan Udara berubah menjadi Dinas Kesehatan TNI Angkatan Udara yang membawahi 3 jawatan, yaitu: Jawatan Kesehatan Umum, Jawatan Kesehatan Penerbang, Jawatan Higiene dan Farmasi. Pada tahun 1961, sesuai dengan Keputusan Kasau No. 032 tahun 1961, Dinas Kesehatan TNI Angkatan Udara berubah lagi menjadi Direktorat Kesehatan Personel, yang membawahi: AD Pers D-1 (Asisten Direktur Personel D-1 Kesehatan Penerbang), AD Pers D-2 Kesehatan Umum, AD Pers D-3 Kesehatan Gigi, AD Pers D-4 Perlengkapan Kesehatan.

1947

Dinas Kesehatan Angkatan Udara (DKAU)

Di bawah pimpinan dr. Esnawan Antariksa berangsur-angsur Dinas Kesehatan Angkatan Udara (DKAU) mendapatkan tambahan tenaga kesehatan, antara lain, bidan Sri Aminah, asisten apoteker Sri Wardhani dan drg. Soeprapto dan Prof. Dr. Abdulrachman Saleh. Prof. Dr. Abduirachman Saleh yang juga seorang dokter tidak aktif sebagai dokter, ia lebih aktif sebagai penerbang, ahli teknik, dan ahli listrik. Dalam melaksanakan tugasnya DKAU bekerjasama dengan instansi lainnya di Yogyakarta, seperti Fakultas Kedokteran, DKAD dan DKAL. Atas prakarsa Kepala DKAU dr. Esnawan Antariksa dilakukan pemeriksaan Vliiegmedische Keuringen (Rikkes Aeromodis) yang pertama terhadap awak pesawat AURI dengan menggunakan peralatan yang sederhana. Kemudian pada Februari 1947, DKAU diperkuat dengan tenaga baru Opsir Udara (OU) III dr. Suhardi. Hardjolukito yang kemudian ditunjuk sebagai Wakil Kepala DKAU disamping tugasnya sebagai Kepala Kesehatan Pangkalan Udara Maguwo dan dokter Poliklinik Markas Besar AURI di Yogyakarta.

Bersamaan dengan berdirinya DKAU di Yogyakarta, maka disetiap pangkalan udara disusun pula bagian kesehatan dengan sebutan Jawatan Kesehatan Cabang/Bagian Kesehatan, antara lain: Jawatan Kesehatan Cabang/Bagian kesehatan Pangkalan Udara Maguwo dikepalai oleh dr. Suhardi Hardjolukito, Jawatan Kesehatan Cabang/Bagian Kesehatan Pangkalan Udara Malang dikepalai oleh Opsir Udara I dr. Kornel Singawinata, Jawatan Kesehatan Cabang/Bagian Kesehatan Sea Base Campur Darat di Ngunut yang dikepalai oleh dr. Oesman Asnar, Jawatan Kesehatan Cabang/Bagian Kesehatan Pangkalan Udara Cibeureum yang dikepalai oteh perawat Mat Sarpin, Jawatan Kesehatan Cabang/Bagian Kesehatan Pangkalan Udara Gorda (Banten), yang dikepalai oleh perawat Miarso, Bagian Kesehatan Palembang yang dirintis oleh perawat Musri.

1946

Djawatan Kesehatan Beroperasi

Pada tanggal 30 Maret 1946, Jawatan Kesehatan Angkatan Udara Mulai beroperasi dengan melaksanakan:

a. Test medis bagi calon Kadet Penerbang.
b. Dipasangnya papan nama Jawatan Kesehatan Angkatan Udara di Jetis, dimana dengan ketinggian papan tersebut dijadikan patokan pengukur para calon Kadet Penerbang.

1945

Terbentuknya Djawatan Penerbangan

Dinas Kesehatan Angkatan Udara berawal dari Badan Kemanan Rakyat (BKR) Oedara yang diresmikan pada tanggal 5 Oktober 1945, kemudian berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) DJawatan Penerbangan. Pada bulan November 1945, dicari tenaga-tenaga dokter untuk ditugaskan dalam Bagian Kesehatan yang bermarkas di Gedung bekas Hotel Tugu Yogjakarta. Akhirnya, dimintalah dr. Esnawan untuk mengepalai Bagian Kesehatan dengan pangkat titular, Opsir Udara I. dr. Esnawan dibantu oleh seorang mantri kesehatan yang memang sudah ada bemama Musri. Sebelumnya, dr. Esnawan adalah dokter di PETA dengan pangkat Daidanco. Mereka berdua ditugaskan untuk menyusun Bagian Kesehatan TKR Djawatan Penerbangan.