Dinas Kesehatan Angkatan Udara (DKAU)

Di bawah pimpinan dr. Esnawan Antariksa berangsur-angsur Dinas Kesehatan Angkatan Udara (DKAU) mendapatkan tambahan tenaga kesehatan, antara lain, bidan Sri Aminah, asisten apoteker Sri Wardhani dan drg. Soeprapto dan Prof. Dr. Abdulrachman Saleh. Prof. Dr. Abduirachman Saleh yang juga seorang dokter tidak aktif sebagai dokter, ia lebih aktif sebagai penerbang, ahli teknik, dan ahli listrik. Dalam melaksanakan tugasnya DKAU bekerjasama dengan instansi lainnya di Yogyakarta, seperti Fakultas Kedokteran, DKAD dan DKAL. Atas prakarsa Kepala DKAU dr. Esnawan Antariksa dilakukan pemeriksaan Vliiegmedische Keuringen (Rikkes Aeromodis) yang pertama terhadap awak pesawat AURI dengan menggunakan peralatan yang sederhana. Kemudian pada Februari 1947, DKAU diperkuat dengan tenaga baru Opsir Udara (OU) III dr. Suhardi. Hardjolukito yang kemudian ditunjuk sebagai Wakil Kepala DKAU disamping tugasnya sebagai Kepala Kesehatan Pangkalan Udara Maguwo dan dokter Poliklinik Markas Besar AURI di Yogyakarta.

Bersamaan dengan berdirinya DKAU di Yogyakarta, maka disetiap pangkalan udara disusun pula bagian kesehatan dengan sebutan Jawatan Kesehatan Cabang/Bagian Kesehatan, antara lain: Jawatan Kesehatan Cabang/Bagian kesehatan Pangkalan Udara Maguwo dikepalai oleh dr. Suhardi Hardjolukito, Jawatan Kesehatan Cabang/Bagian Kesehatan Pangkalan Udara Malang dikepalai oleh Opsir Udara I dr. Kornel Singawinata, Jawatan Kesehatan Cabang/Bagian Kesehatan Sea Base Campur Darat di Ngunut yang dikepalai oleh dr. Oesman Asnar, Jawatan Kesehatan Cabang/Bagian Kesehatan Pangkalan Udara Cibeureum yang dikepalai oteh perawat Mat Sarpin, Jawatan Kesehatan Cabang/Bagian Kesehatan Pangkalan Udara Gorda (Banten), yang dikepalai oleh perawat Miarso, Bagian Kesehatan Palembang yang dirintis oleh perawat Musri.